Wednesday, 29 June 2016

uncertainly management

uncertainly management


A.  Pengantar
Teori Anxiety/Uncertainty Management dikemukakan oleh William Gundykunst. Gundykunst merupakan Profesor Speech Communication di California State University. Gundykunst ingin teory yang dikemukakanya dapat diaplikasikan dalam berbagai situasi dimana perbedaan antar manusia menimbulkan keraguan dan ketakutan. Gundykunst berasumsi bahwa seseorang akan merasakan dirinya sebagai orang asing pada saat ada pertemuan antar budaya. Orang tersebut akan merasakan kegelisahan dan ketidakpastian, dan merasa tidak naman dan tidak tau harus bagaimana dirinya bersikap. Teori ini memfokuskan pada perbedaan budaya pada kelompok asing atau orang asing. Teori ini bertujuan untuk dapat digunakan dalam  segala situasi dimana terdapat keraguan dan ketidakpastian diantara dua orang tersebut. Gundykunst juga meyakini bahwa kecemasan dan ketidakpastian merupakan penyebab dari kegagalan komunikasi di dalam sebuah situasi.

PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK

PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok.

Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi Antar Pribadi

pengertian Komunikasi Antar Pribadi adalah - Ilmu komunikasi mempelajari dan meneliti perubahan tingkah laku dan pendapat yang diakibatkan oleh informasi yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Carl. I. Hovland (Purba, 2006 : 29). Yang mengatakan: “proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang-perangsang (biasanya lambang-lambang dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang lain (komunikan)”.

Teori Komunikasi : Retorika (Aristoteles)

Teori Komunikasi : Retorika (Aristoteles)

Teori retorika berpusat pada pemikiran mengenai retorika, yang disebut Aristoteles sebagai alat persuasi yang tersedia. Maksudnya, seorang pembicara yang tertarik untuk membujuk khalayknya harus mempertimbangkan tiga bukti retoris: logika (logos), emosi (pathos) dan etika/kredibilitas (ethos). Khalayak merupakan kunci dari persuasi yang efektif, dan silogisme retoris, yang memandang khalayak untuk menemukan sendiri potongan-potongan yang hilang dari suatu pidato, digunakan dalam persuasi. Sehingga, dapat diambil kesimpulan bahwa teori retorika adalah teori yang yang memberikan petunjuk untuk menyusun sebuah presentasi atau pidato persuasive yang efektif dengan menggunakan alat-alat persuasi yang tersedia.

TEORI FACE NEGOTATION

TEORI FACE NEGOTATION
Pengantar
Teori ini dicetuskan oleh Stella Ting-Toomey pada tahun 1985. Teori ini diguna untuk memprediksi bagaimana seseorang akan menyempurnakan identitas mereka ( facework ) dalam kebudayaan yang berbeda. Facework merupakan perilaku komunikasi dalam melindungi pencitraan atau image diri sendiri terhadap orang lain.
Teori dilatar belakangi dimana setiap individu dianggap bahwa memiliki pemikiran yang berbeda sehingga pemecahan masalah setiap individu pasti berbeda dan tentunya individu menyelesaikan masalah mereka dalam budaya masing-masing.
Teori face negotiation memiliki dua aspek penting : individualism-kolektifisme dan kekuatan jarak.

speech codes theory

speech codes theory

Review Speech Codes Theory dari Gerry Philipsen
Speech Codes Theory
Of Gerry Philipsen

Pengantar
            Gerry Philipsen adalah pencetus Speech Codes Theory. Pada waktu diNorthwestern, Philipse membaca sebuah artikel dari University of Norwegia antropologi dan ilmu bahasa dari Dell Hymes, bahwa “The Ethnography of Speaking”. Hymes menyebut bahwa variasi dari praktek komunikasi mengelilingi dunia. Philipsen dengan tegas memulai studinya di komunitas Chicago dimana ia bekerja dan memberikan nama tersebut “Teamsterville”. Setelah tiga tahun, Philipse berbicara kepada anak-anak di pojok jalan, wanita di depan serambi, laki-laki di pojok bar, dan kepada semua orang di perkampungan dimana dia bekerja bahwa dia bekerja untuk bisa menjelaskan kode-kode bicara pada penduduk di Teamsterville. Dengan kode bicara, Philipsen menunjukan kepada sejarah yang ditetapkan, konstruksi secara sosial sistem dari terminologi, makna, alasan, dan aturan, menyinggung tingkah laku komunikasi. Philipsen menguraikan inti dari teori kode
berbicara dalam dalil yang umum.

Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Manusia adalah makhluk sosial yang hidup bermasyarakat (zoon politicon).Keutuhan manusia akan tercapai apabila manusia sanggup menyelaraskanperannya sebagai makhluk ekonomi dan sosial. Sebagai makhluk sosial (homo socialis), manusia tidak hanya mengandalkan kekuatannya sendiri, tetapi membutuhkan manusia lain dalam beberapa hal tertentu. Misalnya, dalam lingkungan manusia terkecil yaitu keluarga. Dalam keluarga, seorang bayi membutuhkan kasih sayang kedua orang tuanya agar dapat tumbuh dan berkembang secara baik dan sehat.
Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Karena manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui medium kehidupan sosial.