uncertainly management
A. Pengantar
Teori Anxiety/Uncertainty Management dikemukakan oleh William Gundykunst. Gundykunst merupakan Profesor Speech Communication di California State University. Gundykunst ingin teory yang dikemukakanya dapat diaplikasikan dalam berbagai situasi dimana perbedaan antar manusia menimbulkan keraguan dan ketakutan. Gundykunst berasumsi bahwa seseorang akan merasakan dirinya sebagai orang asing pada saat ada pertemuan antar budaya. Orang tersebut akan merasakan kegelisahan dan ketidakpastian, dan merasa tidak naman dan tidak tau harus bagaimana dirinya bersikap. Teori ini memfokuskan pada perbedaan budaya pada kelompok asing atau orang asing. Teori ini bertujuan untuk dapat digunakan dalam segala situasi dimana terdapat keraguan dan ketidakpastian diantara dua orang tersebut. Gundykunst juga meyakini bahwa kecemasan dan ketidakpastian merupakan penyebab dari kegagalan komunikasi di dalam sebuah situasi.
B. Anxiety/Uncertainty Management
Komunikasi yang efektif dapat terjadi apabila seseorang dapat memprediksi dan menjelaskan perilaku pihak yang lain.
Penyebab dasar kegagalan komunikasi antar kelompok menurut Gundykunst adalah kecemasan dan ketidakpastian. Dua penyebab dari kesalahan dalam menafsirkan saling berhubungan satu sama lain. Kecemasan didefinisikan sebagai perasaan gelisah, tekanan, khawatir atau takut akan hal yang terjadi. Sedangkan ketidakpasrtian adalah pikiran.
Dalam proses komunikasi, semakin tinggi ketidakpastian seseorang maka akan semakin rendah keberhasilan komunikasi yang akan dilakukannya. Dengan kata lain, proses komunikasi dilakukan untuk mengurangi ketidakpastian sehingga tujuan dari komunikasi tersebut dapat tercapai. Konsep kecemasan digunakan oleh Gundykunst untuk menjelaskan proses penyesuaian budaya, ketidakpastian digunakan untuk memprediksi perilaku orang lain.
C. Critism
Dalam teori ini Gundykunst membagi aksioma menjadi 47 aksioma yang bisa untuk diuraikan menjadi lebih luas lagi. Banyaknya aksioma yang ditawarkan Gundykunst menyebabkan kita kesulitan untuk mengaitkannya ke dalam hubungan anxiety, uncertainty, mindfullnes, dan keefektifan dalam proses komunikasi. Menurut saya, lebih baik 47 aksioma itu disederhanakan namun masih bisa dijadikan acuan dalam teori ini.
D. Penerapan
Teori ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari manusia dalam berkomunikasi. Proses komunikasi dilakukan untuk mengurangi ketidakpastian sehingga tujuan dari komunikasi tersebut dapat tercapai. Perbedaan budaya yang berbeda di setiap individu menyebabkan cara pengurangan ketidakpastian berbeda pula. Proses pengurangan ketidakpastian juga dipengaruhi oleh variable yang lain termasuk tingkat identifikasi seseorang terhadap kelompoknya.
E. Contoh Kasus
Pada saat registrasi fisik mahasiswa baru UNIKA SOEGIJAPRANATA, Andi duduk disebelah seorang perempuan yang belum dikenalnya. Setelah beberapa menit mereka duduk, ada rasa tidak nyaman dengan suasana yang ada karena keduanya saling tidak mengenal. Timbul rasa ketidakpastian apakah orang disampingnya merasa nyaman atau tidak dan apakah orang tersebut tidak mau berkenalan karena malu atau alasan tertentu. Degan rasa ketidakpastian , Andi mengajak berkenalan perempuan itu. Tidak lama setelah mereka berkenalan, perempuan itu bergegas pergi untuk melakukan registrasi fisik karena sudah giliranya. Andi mengalami ketidakpastian lagi setelah menganggapnya dirinya terlalu sok akrab. Tindakan berkenalan yang Andi lakukan untuk mengurangi rasa ketidakpastian tersebut.
No comments:
Post a Comment